Ganti menteri ganti kurikulum merupakan suatu anggapan yang umum dan menjadi rahasia umum. Tentu hal itu bukan suatu kesalahan karena memang faktanya seperti itu; setiap lima tahun setiap pergantian kabinet selalu ada pergantian kurikulum yang berimbas pada guru dan peserta didik. Dengan pergantian kurikulum tentu ada perubahan dalam kebijakan lain yang tentu membutuhkan waktu penyesuaian lagi. Belum lagi perubahan dalam buku pendamping, rencana anggaran, dan lain-lain.
Pun di akhir tahun 2024 kemarin, ketika Menteri Pendidikan kembali mengalami pergantian dari Pak Nadiem ke Pak Mu'ti, anggapan masyarakat tentang ganti menteri ganti kurikulum kembali menyeruak di tengah masyarakat. Dan ketika kemudian ada pernyataan dari Mendikdas tentang Deep Learning, semakin liar anggapan masyarakat (dan guru) tentang adanya kurikulum baru menggantikan Kurikulum Merdeka yang banyak disorot.
Pada perkembangannya Deep Learning ini ternyata bukan kurikulum pengganti Kurikulum Merdeka, melainkan pendekatan pembelajaran yang harapannya bisa diterapkan oleh satuan pendidikan. Deep Learning ini muncul diharapkan untuk bisa menghadapi perubahan masa depan yang sulit diprediksi, juga adanya permasalahan mutu pendidikan hingga ketimpangan mutu pendidikan di Indonesia.
Deep Learning adalah pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan, suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik.
Di awal tahun 2025 ini kemudian presentasi mengenai Pembelajaran Mendalam (Deep Learning) akhirnya dirilis dan disebarkan sehingga masyarakat bisa mempelajari apa itu Pembelajaran Mendalam dan bagaimana implementasinya di dalam pembelajaran. Bagi yang ingin mempelajari Pembelajaran Mendalam, bisa unduh via link di bawah ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar